Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam melalui hadits ini memberikan suatu panduan kepada kita semua untuk meninggalkan sesuatu yang meragukan kepada apa yang tidak meragukan. Beberapa Ulama mengatakan hadits diatas adalah salah satu prinsip dasar untuk meninggalkan perkara-perkara yang syubhat sekaligus motivasi untuk
4. Meninggalkan maksiat karena semata-mata tidak mau mengerjakannya, bukan karena takut pada Allah atau karena faktor dari manusia lain. Maka ia tidak berpahala, juga tidak berdosa. Syaikhul Islam rahimahullah menjelaskan, âAdapun apabila ia meninggalkan maksiat karena takut pada Allah maka akan dicatat oleh Allah sebagai kebaikan sempurna.
5. Yang terakhir dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi keindahan ciptaan Allah Taâla, menikmati indahnya alam nan agung sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiabn hidup. Karena refresing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru.
âSesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik bagimu.â (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syuâaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih) Wallahu waliyyut taufiq. Walhamdulillahilladzi bi niâmatihi tatimmush sholihaat.
3. Kemuliaan seorang ibu dibandingkan dengan ayah karena kasih sayangnya yang tercurah sejak dalam kandungan, saat dilahirkan, saat dalam buaian, hingga disapih. 4. Berbuat baik kepada semua orang sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. 5.