Impact Of Liquid Waste In Textile Industry To The Environment And The Application Of Eco-Printing Technique To Reduce The Waste. Textile industry in Indonesia is ever growing, thanks to the increase in demand of various textile products that flows along with trends and seasons. However, the production process usually comes along with liquid waste that could pollute rivers and waters in the country. Therefore, many methods have been used to reduce the waste. One of them is by Eco print technique with coloring agents made of natural materials. With this technique, we hope to improve the sell value as well as creativity in textile industry in Indonesia. This research will be done using qualitative descriptive method with observation , literature study and experiments. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 5Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi LimbahDAMPAK LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL TERHADAP LINGKUNGAN DAN APLIKASI TEHNIK ECO PRINTING SEBAGAI USAHA MENGURANGI LIMBAHEnricoUniversitas Ciputra Surabayaenrico Impact Of Liquid Waste In Textile Industry To The Environment And The Application Of Eco-Printing Tech-nique To Reduce The Waste. Textile industry in Indonesia is ever growing, thanks to the increase in demand of various textile products that ows along with trends and seasons. However, the production process usually comes along with liquid waste that could pollute rivers and waters in the country. Therefore, many methods have been used to reduce the waste. One of them is by Eco print technique with coloring agents made of natural materials. With this technique, we hope to improve the sell value as well as creativity in textile industry in Indonesia. This research will be done using qualitative descriptive method with observa-tion, literature study and Liquid Waste, Textile, Eco PrintABSTRAKDampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbah. Industri tekstil di Indonesia semakin bertambah seiiring dengan permintaan beragam produk tekstil yang selalu mengikuti tren mode, dan dalam pengolahannya selalu menghasilkan limbah berupa zat cair yang dapat mencemari sungai dan perairan di Indonesia. Oleh karena itu, banyak cara yang dilakukan dalam usaha mengurangi limbah dari industri tekstil. Salah satunya adalah dengan tehnik Eco Print dengan menggunakan zat pewarna alami. Dengan menggunakan eksplorasi tehnik terse-but juga diharapkan meningkatkan nilai jual dan kreativitas dari produk tekstil di Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode kualitatif desktiptif dengan menggunakan tahapan observasi, studi literatur dan Kunci Limbah Cair, Tekstil, Eco Print 6MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019PENDAHULUANSeiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, limbah adalah salah satu permasalahan yang dihadapi dan semakin bertambah, baik dari sisi volume dan jenisnya di setiap daerah di Indo-nesia. Dua jenis limbah yaitu limbah organik dan anorganik dimana limbah anorganik tidak dapat terurai atau mengalami pembusukan alami. Den-gan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif terhadapa lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karak-teristik limbah. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi limbah. Untuk limbah yang bersifat organik dapat dilakukan dengan salah satu caranya adalah pemupukan atau pengomposan, serta pembakaran untuk limbah anorganik. Sampai saat ini, pengolahan limbah masih belum maksimal dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kurangnya teknologi untuk mengolah hingga bahaya dari efek samp-ing pengolahan limbah asap dan gas beracun seperti karbon monoksida, ammonia, HCN, dan sebagainya.Salah satu yang menjadi permasalahan ling-kungan adalah adanya pencemaran oleh bahan pewarna tekstil dari industri-industri tekstil yang makin banyak bermunculan karena permintaan pasar atau market fesyen yang dimana tren fe-syen terus berubah mengikuti perkembangan ja-man. Industri tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Limbah yang lebih banyak dihasilkan secara volume yaitu limbah cair beru-pa pewarna dalam volume besar ke dalam per-airan di Indonesia baik sungai ataupun selokan. Limbah cair terutama dihasilkan dari proses penyempurnaan tekstil, mengandung bahan-bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia yang ditambahkan pada proses penyempurnaan tersebut, dan yang terlepas dengan cara kimia atau mekanik selama proses produksi tekstil ber-jalan. Selain itu, limbah cair dari industri tekstil juga didapat dari cairan kimia dalam mencetak motif pada kain yang dilakukan dengan teknologi mesin cara dilakukan untuk mengolah, me-manfaatkan, dan mengurangi limbah pewarna tekstil. Salah satu cara pengurangan limbah cair berupa pewarna tekstil adalah dengan kembali menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai pewarna tekstil dan membuat motif pada tekstil yang disebut Eco Print. Eco Print merupakan tehnik cetak yang menggunakan pewarna alami, yang tidak melibatkan mesin atau cairan kimia. Hingga kini dapat diaplikasikan pada bahan berserat alami seperti kain kanvas atau kain katun yang mampu menyerap warna dengan ini merupakan cara kreatif selain untuk mengurangi banyaknya limbah cair akibat pewarna kimia, juga dapat menambah kreativitas dalam pembuatan variasi tekstil sehingga produk tekstil tersebut memiliki 7Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbahnilai jual yang lebih tinggi. Dengan adanya inovasi tersebut, penulis bermaksud ikut serta menanggulangi dampak limbah cair dari pewarna tekstil dengan membahas lebih dalam tehnik eco print dan memberikan inovasi terhadap produk tekstil yang yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, dengan metode pen-gumpulan data, studi literatur, dan juga eksperi-mental. Tahapan yang dilakukan 1. Mulai dari pengumpulan data yang dilaku-kan dengan mengunjungi dan melakukan wawancara secara informal dengan salah satu industri tekstil di Bandung yang meng-gunakan zat kimia dalam pewarnaan tekstil. 2. Studi literatur melalui buku-buku pustaka dan beberapa jurnal yang membahas ten-tang limbah dan pengolahannya. Dilanjutkan dengan eksperimen yang meng-gunakan beberapa jenis tumbuhan seperti daun mangga, daun teh, dan lainnya seb-agai pewarna alami dan motif pada jenis tekstil juga digunakan sep-erti katun dan yang bersifat polyester se-bagai perbandingan warna yang muncul setelah mengalami proses eco dan PembahasanLimbahLimbah merupakan zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadiran-nya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan Zulkii,2014. Menurut Zulkii 2014 limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sum-bernya, antara lain a. Limbah rumah tangga yang berasal dari ke-giatan pemukiman penduduk dan aktitas usaha seperti pasar, rumah makan, gedung perkantoran, dan Limbah industri yang merupakan buangan dari proses selama membuat produk dari indsutri Limbah medis berasal dari dunia kesehatan seperti rumah sakit berupa sisa pakai seperti jarum suntik dan Limbah pariwisata yang merupakan hasil buangan dari sarana Limbah pertanian yang berasal dari aktitas pertanian atau Limbah pertambangan yang berasal dari ak-titas di sektor industri 1. Limbah Rumah Tangga di SungaiSumber 8MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019Sedangkan berdasarkan karakteristiknya Zulkii 2014, Limbah dapat digolongkan menjadi 4 antara lain limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun B3. Banyak sedikitnya volume, kandungan zat yang ada dalam limbah, dan secara frekuensi pembuangan limbah sangat mempengaruhi kualitas limbah. Semakin banyak limbah maka dampaknya akan semakin berbahaya, tetapi jika pembuangan limbah semakin sedikit atau berkurang maka limbah tersebut tidak membahayakan. Beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak menjalani pengolahan dengan benar terutama limbah bersifat cair, antara lain 1. Menyebabkan pencemaran dan kontami-nasi pada air permukaan dan setiap tetes air yang digunakan oleh Mengganggu bahkan dapat mematikan ke-hidupan dan ekosistem Menimbulkan bau hasil dari dekomposisi zat anaerobik dan anorganik4. Menghasilkan lumpur yang berdampak pe-nyumbatan yang dapat menimbulkan banjir Chandra, 2006.Figur 2. Limbah Cair Tekstil di Sungai CitarumSumber Cair TekstilDi Indonesia industri tekstil merupakan salah satu penghasil devisa negara, dimana pergerakan dan perubahan tren fesyen sangat cepat menye-babkan permintaan tekstil semakin besar. Pence-maran industri dalam bentuk zat cair merupakan masalah yang sangat besar pada pengendalian dampak lingkungan pada industri tekstil. Limbah dan emisi merupakan non product output dari ke-giatan industri tekstil, khususnya di dalam proses produksinya mempunyai unit nishing-pewar-naan dyeing yang mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Dalam beberapa contoh kasus pembuangan limbah cari dengan kandun-gan kimia yang melebihi baku mutu seperti terjadi pada pabrik tekstil yang salah satunya terletak di kota Bandung, sangat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Baku mutu yang tinggi menjadi pe-nyebab pendangkalan, kekeruhan pada air me-nyebabkan sinar matahari terhalang untuk ma-suk ke dalam dasar air sehingga proses dalam ekosistem pada sungai tidak dapat berlangsung. Selain itu menyebabkan bau busuk pada air dan mengakibatkan kematian pada biota air. Zat warna tekstil merupakan zat warna yang mempunyai kemampuan untuk diserap oleh se-rat tekstil, merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor gugus pembawa warna dan auksokrom gugus yang dapat me-ningkatkan daya kerja kromofor, sehingga op-timal dalam pengikatan dengan serat tekstil. 9Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi LimbahLimbah cair yang dihasilkan dalam proses pewar-naan tekstil berupa cairan berwarna merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat dengan nilai COD Chemi-cal Oxygen Demand dan BOD Biological Oxy-gen Demand tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai. Salah satu contoh hasil percobaan di laboratorium BBT Balai Besar Tek-stil menunjukkan bahwa air dari limbah cair tek-stil yang mengandung beberapa zat warna reak-tif sebanyak 225 mg/l mempunyai COD sebesar 534 mg/l dan BOD 99 mg/l. Pewarna yang umumnya digunakan hingga 80% proses pengerjaan dalam industri tekstil adalah pewarna jenis azo Zolinger 1987 dalam m. sudha 2014. Pewarna jenis azo dapat membuat warna tekstil jelas dan cerah. Kurang lebih ada 3000 jenis pewarna azo yang lazim digunakan dalam industri tekstil, juga digunak-an pada industri kulit, kosmetik, makanan, dan kertas. Pewarna azo tergolong limbah yang su-lit untuk diuraikan degradasi dan pada kadar tertentu bersifat toksik dan karsinogenik Dewi, S,R & Lestari, Dalam pewarna jenis azo juga terdapat auksokrom atau radikal yang mengikat kromofor sehingga warna akan terikat dalam serat tekstil. Ikatan kedua gugus terse-but menyebabkan zat warna azo tidak dapat hilang dari perairan. Limbah pewarna azo yang dibuang ke dalam sungai dapat mempengaruhi transparansi warna air sungai sehingga sinar matahari terhalang masuk ke dalam dasar sun-gai, juga bersifat toksik mengurangi kadar oksigen dan mutagenik terhadap organisme dalam air sungai. Nirmalarani 1988 dalam 2014 menyebutkan jika pewarna azo dapat mengurangi esiensi germinasi benih dan pertumbuhan tumbuhan, sedangkan dalam kadar konsentrasi yang lebih tinggi mampu menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Solusi Penanggulangan Limbah Cair TekstilDalam penggunaannya, zat kimia seperti pewar-na azo yang berlebihan sangat dapat mencemari lingkungan khususnya perairan di Indonesia dan juga dapat menjadi bencana ekologis bagi manu-sia. Perlunya regulasi dalam penggunaan zat kimia untuk kebutuhan produksi dan treatment limbah cair tekstil baiknya disertai implementasi dalam re-alitanya. Beberapa cara sudah mulai dilakukan oleh produsen-produsen industri tekstil untuk menguran-gi limbah cair tekstil, beberapa diantaranya a. Pengolahan limbah cair secara biologis ala-mi pada prinsipnya, dengan memanfaatkan mikroorganisme yang dapat menguraikan zat organik terlarut dalam air limbah menjadi ba-han seluler yang baru dan sumber Pengolahan air limbah menggunakan ban-tuan alat instalasi dengan 3 tahapan treat-ment, yaitu menyaring lter, menstabilkan zat organik dalam limbah, dan menghilan-gkan unsur-unsur kimiawi dan mikroorgan-isme Penurunan kadar warna, COD dengan menggunakan teknologi pengaruh tegangan 10MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019d. Penggunaan bahan pewarna alami natural dye untuk sektor industri UKM, danmasihban-yakcaraatautehnik lain yang digalakkanindus-tri-industridan pelaku mode di Tekstil Alami danTehnik Eco PrintPenggunaan pewarna alami natural dye untuk tekstil pada dasarnya sudah dilakukan sejak lama, akan tetapi seiring dengan besar dan vari-atifnya permintaan akan tekstil, industri-industri mulai beralih ke pewarna sintetik. Saat ini peng-gunaan pewarna alami kembali banyak digunak-an, terkait dengan proses produksinya yang ra-mah lingkungan, tuntutan masyarakat sekarang yang peduli terhadap lingkungan, terutama di negara maju. Pewarna alami memiliki beberapa kekurangan dibandingkan pewarna sintetik, diantaranya warna yang dihasilkan kurang beragam, mudah memudar, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk proses produksi tekstil. Tetapi beberapa kelebihan penggunaan pewarna alami yang dapat diaplikasikan ke dalam dunia mode selain mengurangi limbah cair tekstil, juga warna kain yang dihasilkan lebih eksotis dan elegan, variasi motif dan warna yang didapatkan dari bahan Figur 2. Pengolahan Limbah Cair Tekstil di PT Gistex, Bandung Sumber 11Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbahalami seperti tumbuhan tehnik eco print. Zat pewarna alami merupakan zat warna alami yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Beberapa tumbuhan yang sering dipakai untuk mendapatkan warna-warna pada tekstil dian-taranya 1. Daun/ranting tanaman indigo/Tarum/Nilo In-digofera tinctoria untuk warna biru2. Pucuk daun teh tua, kulit batang kayu Ma-honi, daun jati untuk warna coklat3. Tanaman mengkudu, kayu keras tanaman secang untuk warna merah4. Daun pohon mangga atau jambu biji untuk warna hijau5. Kunyit, kayu soga, dan kayu tegeran untuk warna kuning, dan printing adalah tehnik dimana bagian-bagian dari tanaman, baik itu bunga dan daun mening-galkan bentuk, warna, dan tanda pada kain. Daun dan bunga yang diproses melepaskan zat warna yang ada dalam tanaman tersebut secara alami, menciptakan motif cetak bentuk daun dan bunga sesuai yang digunakan. Tehnik dan hasil dari eco printing berbeda den-gan tehnik membatik, dalam proses pewarnaan tekstil dengan tehnik eco printing semuanya menggunakan bahan-bahan alami berbasis tum-buhan. Sedangkan batik walaupun alami, namun dalam pengerjaannya tetap menggunakan bahan kimia seperti lilin. Tehnik eco printing juga dapat menciptakan mo-tif batik seperti yang sudah dilakukan oleh be-berapa pengrajin di Indonesia, dalam proses pengerjaan motif sama dengan pembuatan sketsa batik. Beberapa bahan yang perlu di-siapkan untuk melakukan proses eco printing pada tekstil adalah • Kain tidak mengandung polyester yang su-dah di mordan dalam larutan tawas • Daun dan bunga dari berbagai macam tana-man sesuai kebutuhan corak dan warna• Kayu / pipa logam untuk menggulung kain dan tali / benang untuk mengikat gulungan• Cuka untuk merendam daun dan bunga yang akan dipakai• Kompor, untuk mengukuskain yang sudah dig-ulung dan diikat selama kurang lebih 2 jamFigur 3. Hasil Penggunaan Pewarna Alami pada KainSumber cara dilakukan selain sebagai pewar-na utuh tekstil, juga membuat motif pada tekstil seperti digunakannya tehnik membatik dengan pewarna alami dan juga yang akan dibahas adalah tehnik eco printing. 12MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019Proses pengerjaaneco printing memang membu-tuhkan waktu yang lumayan panjang, tetapi hasil yang didapatkan bervariasi dan kadang mengejutkan karena warna yang dihasilkan dari bunga dan daun yang tercetak beda dengan warna aslinya. Para pengrajin dengan tehnik eco printing dapat bereksplorasi dan berinovasi dengan berbagai macam jenis tumbuhan dan terus meningkatkan kualitas produk tekstil yang dihasilkan. Di dalam tehnik eco print sendiri terdapat beragam tehnik yang dipakai mulai dari tehnik ikat-rebus, tehnik memukul-mukul, dan menjemur. Dengan beragam inovasi yang dapat dihasilkan dengan tehnik eco printing, para pengrajin, pelaku mode, dan industri sektor UKM dapat meningkatkan nilai jual dari produk tekstil dan fesyen yang dihasilkan. Dengan meningkatnya nilai jual produk, UKM dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih tinggi bahkan ekspor kebeberapa negara yang memperhatikan mode dan detail seperti negara Jepang dan bagian 4. Proses Eco PrintingSumber Eksplorasi Tehnik Eco Printing pada ScarfSumber Karya Mahasiswa FDB UCFigur 6. Eksplorasi Kombinasi Pewarna Alami Daun Teh dan Tehnik Eco PrintingSumber Karya Irene PaulinaDari hasil pembahasan di atas, dapat disimpul-kan beberapa hal 1. Bahwa limbah cair dari proses pewarnaan tekstil sangat berdampak besar pada pence-maran lingkungan. Proses pewarnaan tekstil dengan pewarna sintetik memang lebih mu-dah diproses dan dapat membuat ragam 13Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbahwarna lebih cerah dan matang, tetapi dalam kadar tertentu bersifat toksik dan karsinoge-nik pemicu kanker.2. Dengan mengganti pewarna sintetik men-jadi perwarna alami dari tumbuhan sebagai pewarna tekstil dapat menjadi gerakan/kam-panye untuk ikut mengurangi limbah tekstil. Karena di negara-negara maju juga sudah mulai memperhatikan hal-hal Tehnik eco printing dengan menggunakan pewarna alami menjadi salah satu alternatif inovasi dalam industri tekstil dalam mengu-rangi limbah cair tekstil dan meningkatkan kualitas produk tekstil serta nilai RUJUKANChandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. dan Lestari, S. 2010. Dekolorisasi Limbah Batik Tulis menggunakan Jamur Indigenous Hasil Isolasi pada Konsentrasi Limbah yang 5 2, 75-82Kristianto.2004. Ekologi Industri. Yogyakarta Endang, dkk. 2009. Zat Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah Manggis. UNS, M. 2014. Microbial Degradation of AzoDyes A Review, International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences, 3 2, 670-690W. Wesley, 2000. Industrial Water Pollution Control. New York McGraw Hills Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Cetakan Keempat. Yogyakarta Anastasia. 2013. Pewarna Alam Dari EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia V. SurakartaZhou H. and Smith 2002. Advanced technologies in water and wastewater treatment, Journal Environmental Engineering Science, 1, H. 1987. Synthesis, Properties and Application of Organic Dye and Chemistry, VCH New York, H. 1991. Color chemistry Synthesis, Properties and Application of Organic Dyes and Pigments. 496, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. SalembaTeknika. ... In terms of volume, the textile industry does not generate much waste in the form of solid waste, but it does generate waste in the form of dyes, which are later channeled into waters, both rivers and sewers. Liquid waste from the textile industry is mainly generated from the remains of chemicals used during the textile dyeing process Enrico, 2019. In commemoration of river day on July 27, 2021, the Central Statistics Agency BPS noted that at least 46 percent of rivers in Indonesia are in a heavily polluted condition. ...Nadia Givani SihotangRuth Yohana SaragihDewan Dinata Tarigan Murniaty SimorangkirUlos is a type of traditional woven fabric that is often used for traditional ceremonies in the Batak tribe. Although ulos with natural dyes are more valuable, ulos weavers have switched to synthetic dyes due to the difficulty of the dyeing process with natural dyes. This research aims to make natural dyes from extracts of plants. Salaon plants Indigofera tinctoria L, ketapang Terminalia catappa, and cocoa Theobroma cacao L are types of plants that are easily available in the North Sumatra region and can be used as natural dyes. BATAK-Co BATAK-Colour ulos batak natural dye paste is a dyeing product in the form of a paste that can be used to dye yarn to be woven into ulos. The product is made through an extraction and fixation process with whiting, tunjung, and alum, as well as deposition and filtering processes, so that a BATAK-Co product is obtained Ulos Batak Natural Coloring Paste with 3 color choices, namely blue from salaon leaf extract, black from ketapang leaf extract, and red from cocoa fruit peel extract. The spectra of the three dyestuffs have been identified using FT-IR. Through the entrepreneurship student creativity program, BATAK-Co ulos batak natural dye paste products have been produced, packaged, and marketed both directly to ulos weavers and through social media, and have a great opportunity to become new entrepreneurs.... However, behind its large contribution to the economy, the production process in the textile industry is usually accompanied by liquid waste that can pollute domestic rivers and waters Enrico, 2019. Among the G20 countries, Indonesia is ranked the second highest in water pollution caused by the textile industry with slightly below Turkey Paraschiv et al., 2015. ...Purpose As a leading sector that has entered the international market, the Indonesian Textile and Apparel T&A industry has begun to focus on sustainability issues; however, this study is still limited. This paper aims to conduct a systematic review and explore future research opportunities in developing sustainable supply chain management SSCM in the T&A industry in Indonesia, particularly in the small- and medium-sized enterprise SME sector. Design/methodology/approach A systematic literature review SLR through five academic databases, including Science Direct, IEEE Explore, Scopus, Google Scholar and Web of Science, was conducted and followed by a content analysis of the selected papers. Findings Directions for future research include designing a standardized and sustainable measurement of SSCM performance; analyzing SSCM practices in T&A SMEs through the concept of sustainable entrepreneurs; and exploring the application of a circular economy in the T&A industry, known as circular fashion, which is preferred by the community, affordable and environmentally friendly. Research limitations/implications This research only used secondary data. In-depth interviews with relevant experts should also be conducted to get a more comprehensive picture of this issue. Originality/value To the best of the author’s knowledge, this is the first SLR analyzing the implementation of SSCM in the T&A industry in as batik dyes are textile dyes which difficult to degradate. Fungus as bioremidiation organism are choosed to decolorize the dyes because its transformation ability, it can degradate toxic dyes component. The aim of research are to explore the fungus from Sokaraja-Banyumas batik industrial dyestuff, to know potential indigenous species wich can degradate it, to know dyestuff consentration which is of research showed that the isolation process of indigenous fungi from batik dyestuff in District Sokaraja Banyumas produce 4 isolates that have the potential dekolorization, they are 3 isolates of the genus Fusarium, and 1 isolate of the genus Aspergillus. That indigenous fungus can be used to decolorize dyestuff batik the decolorize percentage Hongde ZhouDaniel W. SmithThe use of conventional water and wastewater treatment processes becomes increasingly challenged with the identification of more and more contaminants, rapid growth of population and industrial activities, and diminishing availability of water resources. Three emerging treatment technologies, including membrane filtration, advanced oxidation processes AOPs, and UV irradiation, hold great promise to provide alternatives for better protection of public health and the environment and thus are reviewed in this paper. The emphasis was placed on their basic principles, main applications, and new developments. Advantages and disadvantages of these technologies are compared to highlight their current limitations and future research needs. It can be concluded that, along with the growing knowledge and the advances in manufacturing industry, the applications of these technologies will be increased at an unprecedented WesleyhijoContendido Fuente y características de aguas residuales industriales; Procesos de tratamiento de aguas residuales; Tratamiento previo y primario; Coagulación, precipitación y retiro de metales; Aeración y transferencia de masa; Principios de oxidación biológica aeróbica; Procesos biológicos de tratamiento de aguas residuales; Adsorción; Intercambio iónico; Oxidación química; Disposición y manejo de desechos; Miscelánea de procesos de Kesehatan LingkunganBudiman Daftar Rujukan ChandraDAFTAR RUJUKAN Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah ManggisEndang KwartiningsihKwartiningsih, Endang, dkk. 2009. Zat Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah Manggis. UNS, Pencemaran Lingkungan, Cetakan KeempatArya WardhanaWardhana, Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Cetakan Keempat. Yogyakarta Alam Dari EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia VAnastasia WheniWheni, Anastasia. 2013. Pewarna Alam Dari EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia Ilmu LingkunganArif ZulkifliZulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. SalembaTeknika.
Limbahindustrisendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Beda jenis industri, biasanya limbah yang dihasilkan juga berbeda. saja dalam aktivitas produksi alkohol. Dalam prosesnya, dibutuhkan banyak air. Limbah cair yang dihasilkan juga mengandung banyak senyawa berbahaya. Selain itu, selama proses pencucian peralatan, senyawa CaSO4 juga
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah Anda tahu bahwa air cucian limbah industri dapat menghasilkan cuan?Selama ini, kita tahu bahwa volume air limbah industri yang besar dapat mengakibatkan permasalahan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan, air limbah industri mengandung fosfat dan zat anorganik lainnya seperti natrium, kalium, sulfat, dan klorida Fees et al., 2023. Fosfat ini merupakan kandungan yang paling banyak ditemukan pada limbah air cucian industri. Fosfat yang dibuang ke lingkungan secara terus menerus dalam kadar yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan alga. Pertumbuhan alga yang tidak terkendali dapat menghambat masuknya sinar matahari ke perairan dan mengakibatkan jumlah oksigen terlarut dalam air berkurang sehingga berdampak pada kematian spesies air seperti ikan. Dibalik dampak negatif tersebut, limbah air cucian industri memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat hingga dapat menghasilkan cuan. Limbah air cucian industri yang mengandung Fosfat dapat di daur ulang menggunakan prinsip bioteknologi dengan memanfaatkan makhluk dengan ukuran sangat kecil yang disebut mikroba. Mikroba tersebut berasal dari kelompok jamur bersel tunggal atau sering dikenal sebagai ragi. Mikroba tersebut ialah Saccharomyces cerevisiae. Ia dapat memanfaatkan air limbah cucian industri menjadi produk yang lebih bermanfaat seperti pupuk dengan menghasilkan polifosfat yang berkelanjutan. Proses untuk menghasilkan polifosfat menggunakan prinsip bioteknologi melalui dua proses utama yaitu fermentasi dan pemrosesan hilir. Pada metode fermentasi, organisme yang digunakan yaitu Saccharomyces cerevisiae alasannya karena mikroba tersebut memiliki kemampuan memperbanyak diri yang cepat, bersifat stabil dan adaptif. Selain itu, sudah ada kultivasi yang kuat dan protokol ekstraksi yang baik untuk itu. Sebagai langkah pertama dari dua langkah inkubasi yang ada, Saccharomyces cerevisiae didiamkan terlebih dahulu dalam media sintetik yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kecuali i Fosfat. Selanjutnya, Saccharomyces cerevisiae diberikan magnesium serta glukosa untuk mengambil fosfat tersebut dari limbah air pencuci. Proses lain dari pengolahan air limbah industri ternyata ada yaitu downstream processing atau yang disebut pemrosesan hilir. Pemrosesan hilir merupakan proses pengolahan limbah dengan cara penghancuran atau penghilangan kontaminan dengan bantuan mikroorganisme Kalsum et al., 2011.. Tujuan utama pemrosesan hilir ini yaitu untuk mengurangi bahan organik biodegradable yang berasal dari air limbah ke tingkat yang dapat diterima sesuai dengan ambang batas yang telah ditentukan. Proses yang dikembangkan dalam mendaur ulang air limbah industri yang mengandung fosfat inilah menjadi natrium polifosfat murni. Pertukaran ion tersebut memiliki keuntungan salah satunya yaitu untuk memperkaya produk yang dihasilkan dari kedua proses tersebut berupa Bio-Polyp. Berbeda dengan polyp yang dihasilkan secara kimiawi yang bergantung pada i murni, produk ini dinilai lebih ramah lingkungan karena pada proses produksinya menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae untuk memanfaatkan fosfat yang tidak terpakai. Selain itu, pada Bio-Polyp yang dihasilkan tidak terdapat elemen beracun. hanya mengambil i dari air cucian, sedangkan unsur beracun dan logam berat termasuk kadmium dan timbal tetap berada di air cucian. Namun, proses ini tidak sepenuhnya menghilangkan fosfat dari limbah air cucian karena ditemukan Ca 20% dari fosfat yang digunakan tetap berada pada banyak orang yang menyadari potensi dari air limbah industri yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Saccharomyces cerevisiae dapat digunakan untuk mendaur ulang fosfat yang ada di dalam air limbah industri untuk menghasilkan pupuk dalam bentuk natrium polifosfat yang mana dapat diperjualbelikan dan menghasilkan cuan. Potensi ini dapat dikembangakan untuk produksi pupuk yang berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan ini juga menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan organisme perairan akibat nutrisi berlebih. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Pesatnya pertumbuhan industri menimbulkan masalah baru dalam keberlangsungan lingkungan hidup. Dampak dari masalah yang dihasilkan tersebut adalah limbah industri. Limbah industri memiliki banyak jenis seperti; limbah cair, limbah padat, limbah gas, dan limbah bahan berbahaya dan beracun B3. Limbah cair industri adalah limbah dalam fase cair berupa pelarut yaitu zat kimia tambahan atau larutan yang telah tercampur dengan air dan zat- zat kimia tersebut. Limbah cair industri yang terbuang dapat mengalir langsung ke selokan, sungai, bahkan laut. Dengan demikian, limbah cair yang mengalir atau langsung dibuang dapat menyebabkan banyak kerugian. Berikut adalah kerugian pencemaran air akibat limbah industri terhadap air tanah, kali, sungai, dan laut. 1. Air tanah Air tanah berfungsi untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, seperti mandi, memasak, minum, dan mencuci. Air tanah yang tercemar dapat bermula dari limbah cair beracun yaitu; air bekas mencuci pakaian, air sisa pestisida, cairan berminyak atau bahkan cairan limbah industri yang mengandung zat kimia beracun. Limbah industri seharusnya dikelola dengan baik. Jika organisasi/perusahaan lalai, misalnya tidak melapisi penampungan limbah cair dengan bahan kedap air, maka limbah cair industri zat mengandung racun bisa merembes ke dalam tanah. Jika rembesan limbah cair terbawa oleh air hujan kemudian bermuara di sumber air tanah, maka kandungan beracun dari limbah cair tersebut bisa menjadi penyebab pencemaran air tanah yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. 2. Air Kali Air kali yang bersih memiliki beberapa manfaat yaitu untuk dijadikan air minum, dijadikan sarana umum, jalur transportasi, tempat mencuci, dan sebagai irigasi. Namun, jika air kali menjadi tercemar akibat limbah industri, tentunya air kali akan kehilangan beberapa manfaatnya. 3. Air Sungai Memiliki ukuran yang lebih besar dari kali, tentunya manfaat air sungai lebih banyak jika dibandingkan dengan air kali. Salah satu manfaat yang sangat penting yang dimiliki oleh air sungai adalah sebagai sumber mata air bersih. Jika tercemar, manusia akan kehilangan satu sumber mata air bersih. 4. Air Laut Ketidakseimbangan ekosistem bawah laut, kerusakan terumbu karang, kerusakan estetika/keindahan air laut, dan ancaman kesehatan manusia adalah beberapa dampak dari pencemaran air laut akibat limbah industri. Bukan hanya manusia yang akan merasakan dampak dari pencemaran air laut, namun makhluk laut yang berada di dalamnya akan merasakan kerugian yang lebih besar. Makhluk laut seperti hewan dan tanaman laut dapat terganggu dan perlahan akan punah. Keempat hal tersebut adalah dampak dari pencemaran air akibat limbah industri. Industri sendiri merupakan suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Jika organisasi/perusahaan pengelola pabrik tidak memperhatikan hal-hal produksi dengan baik dan benar, maka pencemaran air akan terjadi terus-menerus dan dapat membuat dampak yang serius untuk keberlangsungan hidup makhluk di Bumi. Oleh karena itu, perusahaan semestinya dapat lebih memperdulikan dan lebih memperhatikan pengolahan limbah industri agar tidak terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001. ISO 14001 adalah sebuah sertifikasi international untuk Sistem Manajemen Lingkungan SML terkait pengelolaan lingkungan yang disusun untuk membantu organisasi atau perusahaan untuk meminimalisir dampak negatif aktivitas perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan yang ingin menerapkan ISO 14001 dapat melakukan konsultasi standar sertifikasi ISO 14001 di Prima Nusa Gemilang PNG Consulting. PNG Consulting dapat melakukan konsultasi dan pelatihan secara sitematis dengan didukung oleh konsultan dan trainer yang berkompeten di bidangnya. Rekan juga dapat mengunjungi website PNG Consulting di laman
LimbahCair. Limbah cair adalah limbah cair dan diproduksi oleh proses industri. Misalnya sisa limbah tempe, cairan pengawet, pewarna pakaian yang tersisa, air mencuci air ke tumpahan minyak di lautan. 2. Limbah Padat. Di industri, limbah padat yang dihasilkan tidak hanya dalam padatan tetapi juga lumpur atau bubur.
Sungai sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Bahkan peradaban manusia zaman dahulu dimulai dari daerah yang berada dekat dengan aliran sungai. Sejak zaman dahulu air sungai banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk mencuci, mandi atau pun sebagai sanitasi. Di dalam sungai juga terdapat bermacam- macam ikan yang bisa dikonsumsi dan dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan tetapi beberapa tahun belakangan ini air sungai sudah tak jernih lagi. Tak hanya keruh dan berwarna coklat bahkan hitam, air sungai juga kerap kali berbau tak sedap. Berubahnya warna dan bau air sungai karena masuknya polutan atau zat- zat kimia itulah yang disebut dengan pencemaran air sungai baca Ciri Ciri Pencemaran Air. Tak sedikit limbah industri yang dibuang di sungai. Masyarakat yang tak memiliki kesadaran menjaga kelestarian lingkungan juga sering membuang sampah di sungai. Sungai sudah menjadi tempat sampah sungai sudah tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan lagi karena kandungan airnya sudah tidak sehat lagi. Tercemarnya air sungai banyak yang disebabkan oleh kebiasaan buruk dan kelalaian manusia. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa penyebab pencemaran rumah tanggaLimbah rumah tangga yang dimaksud di sini tidak hanya limbah yang dihasilkan oleh aktivitas warga di rumah, melainkan juga termasuk limbah rumah makan, kantor,pasar, pertokoan atau pun rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan bunyi Pasal 1 pada Bab 1 dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 173/Menkes/Per/VIII/ rumah tangga tersebut dapat berupa sisa konsumsi makanan sehari- hari, air bekas mencuci pakaian, air bekas mandi dan air bekas sanitasi baca Polusi Air. Semua limbah itu dialirkan oleh pipa- pipa dan berakhir di sungai. Pencemaran sungai tersebut akan ditandai dengan tingginya mikroba berbahaya yang terkandung dalam air sungai baca Jenis Jenis Air. Bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia juga akan mempengaruhi banyaknya limbah yang dihasilkan. Semakin banyak limbah rumah tangga yang mengalir menuju sungai maka air sungai akan semakin industriBerkembangnya industri berbanding lurus dengan meningkatnya limbah yang dihasilkan oleh proses produksi pada suatu industri. Permasalahannya, limbah industri di Indonesia tidak ditangani dengan baik. Masih banyak industri- industri yang nakal dan tidak mengelola limbahya dengan baik. Limbah industri dibuang begitu saja di aliran air sungai. Padahal tak sedikit dari limbah industri yang mengandung senyawa- senyawa senyawa berbahaya sisa dari kegiatan industri akan bercampur dengan air sungai dan menyebabkan pencemaran sungai. Air sungai mengalami perubahan warna dan menibulkan bau menyengat. Salah satu contoh limbah industri adalah cairan yang mengandung minyak. Minyak tidak akan bisa akan larut ke dalam air baca Sifat Sifat Air. Keberdaan minyak juga akan mengancam kehidupan ikan dan biota air pertanianKetika sedang musim hama, para petani biasa menggunakan insektisida untuk melindungi tanaman- tanaman komoditi pertanian. Penggunaan beberapa jenis insektisida seperti dichloro diphenil trichonetan DDT yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air. Jika limbah pertanian tersebut tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai maka akan menyebabkan pencemaran sungai. Air sungai menjadi kekurangan oksigen dan pada akhirnya akan mempengarui ekosistem di pinggir sungai Banyak warga yang kesulitan memperoleh lahan pemukiman di beberapa kota, khususnya kota- kota besar seperti DKI Jakarta yang menjadi tujuan urbanisasi. Warga- warga yang tak punya tempat tinggal tersebut akhirnya membuat rumah semi permanen di berbagai macam tempat yang salah satunya adalah lahan tepi sungai. Lahan di sepajang sungai yang berada di kota- kota padat penduduk telah berubah menjadi pemukiman yang mendiami pemukiman kumuh biasanya memiliki kebiasaan buruk yakni membuang apa saja yang tidak bermanfaat ke dalam sungai. Rumah mereka tepat di tepi sungai sehingga limbah apa saja yang mereka hasilkan akan langsung dibuang ke menjadi penuh dengan sampah dan kemudian mengalami pendangkalan. Jika sudah demikian, sungai dangkal yang tercemar akan mengakibatkan banjir ketika musim penghujan. Banjir air sungai tersebut membawa serta bakteri- bakteri berbahaya yang akhirnya menimbulkan berbagai macam gunung berapiMaterial erupsi berupa bongkahan batu, kerikil dan pasir biasanya akan terbawa oleh aliran sungai di sekitar gunung ketika terjadi hujan. Material- material hasil erupsi gunung berapi dapat menyebabkan banjir bandang yang mana bisa dilihat airnya sangat keruh dan berlumpur. Batuan hasil erupsi juga berpengaruh pada kecepatan aliran sungai dan mengurangi kedalaman karena erupsi gunung berapi ini ditandai dengan keruhnya air sungai sehingga sinar matahari tidak bisa menembus dasar sungai. Padahal sinar matahari tersebut dibutuhkan oleh ekosistem air sungai baca juga Jenis Jenis Ekosistem. Lumut- lumut di dasarkan sungai tidak akan tumbuh jika tidak ada sinar matahari. Padahal lumut- lumut itu berfungsi sebagai pembersih sungai yang alami. Jika tidak ada tumbuhan lumut, maka air sungai akan sangat mudah kotor dan tercemar baca Ciri-Ciri Air yang Tercemar.Dampak pencemaran air sungai sangat besar bagi kehidupan manusia silahkan baca Dampak Polusi Air. Bahkan keseimbangan ekosistem sungai juga akan terganggu. Dampak lain dari pencemaran air sungai yaitu Terjadinya banjir air berbagai penyakit dari mikroba menjadi kumuh & tidak sedap ketersediaan air sungai kekurangan oksigen dan membahayakan kehidupan ikan- ikan di kimia di dalam air sungai menjadi lebih tanaman menjadi mengetahui penyebab dan dampak pencemaran air sungai, kita pasti akan bertanya- tanya bagaimana cara mengatasi pencemaran sungai?’ Ada banyak cara untuk mengatasi pencemaran sungai. Namun yang paling penting adalah kesadaran kita untuk melakukan kegiatan- kegiatan dalam rangka mengatasi dampak pencemaran sungai tersebut. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi pencemaran pendidikan kepada masyarakat tentang arti penting sungai dan cara melindungi kebersihan kesadaran masyarakat untuk merawat sungai- sungai di sekitar membuang sampah dan limbah apa pun di limbah dengan baik sehingga tidak berbahaya ketika dibuang ke kelestarian hutan di sekitar sungai baca juga Cara Melestarikan Hutan.Tidak membuat bangunan di tepi pohon di lahan tepi sungai agar tidak terjadi erosi sungai baca Akibat Erosi SungaiMerehabilitasi sungai yang tercemar dengan cara membersihkan sungai dari sampah secara teknik bioremediasi untuk menetralkan limbah cair di aturan yang jelas tentang pelarangan membuang sampah dan limbah di sungai, serta menindak tegas para pelanggar aturan tersebut.
SEORANGPENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Limbah industri dapat mencemari sungai karena banyak mengandung INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan: egivaira3008 Bahan kimia atau racun Jawaban yang benar diberikan: opik688 Limbah industri dapat mencemari sungai karena banyak mengandung zat kimia Jawaban yang benar diberikan: Pencarian jawaban: d.4,5 dan 6 kayak nya maaf kalo salah []Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tidak jarang bagi sebagian sektor industri di Indonesia membuang limbah atau sisa proses produksi ke sungai, laut, atau ke tempat yang seharusnya tidak dipakai untuk membuang sisa hasil produksi tersebut. Hal ini dilakukan karena beberapa usaha industri kecil, belum atau tidak sama sekali memiliki tempat pengelolaan limbah sendiri karena keterbatasan biaya. Kegiatan ini membuat alam semakin rusak dan hilangnya tempat tinggal untuk beberapa makhluk hidup. Begitupun dengan keadaan Sungai Citarum, yang merupakan salah satu sungai yang tercemar akibat pembuangan limbah sembarangan beberapa tahun silam hingga saat dari laman Dadan Ramdhan. Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Walhi Jawa Barat, mengatakan hampir 80% pabrik di wilayah Jawa Barat melanggar aturan pembuangan limbah cair. Hampir ratusan pabrik di Cekungan Citarum kebanyakan melanggar aturan tentang regulasi dengan membuang limbahnya ke sungai. Hal ini membuat Sungai Citarum semakin tercemar limbah beracun. "Aturan dan Undang-undang yang mengatur masalah limbah berbahaya sudah ada. Tapi, pelaksanaanya yang lemah. Hampir 80 persen pabrik di Jawa Barat melanggar aturan," ujar Dadan kepada Tempo, Sabtu, 15/4/2017 [1]. Dikutip dari laman resmi data terbuka milik Pemdaprov Jawa Barat, Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat. Mempunyai panjang Km, dan luas Km, Sungai citarum merupakan sumber air bagi masyarakat yang berada disekitarnya. Tahun 2019, Sungai Citarum memiliki indeks air sebesar 33,43 poin dengan status tercemar, berubah menjadi status cemar ringan pada tahun 2020 dengan indeks air sebesar 55 poin. Menurut beberapa sumber, Sungai Citarum biasanya digunakan untuk sumber air baku air minum, sumber air baku untuk industri, pertanian, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA oleh masyarakat sekitar, Namun karena adanya limbah yang dibuang secara berlebihan ke wilayah sungai, Sungai Citarum tidak dapat dimaksimalkan kasus diatas, apakah yang dilakukan oleh para pihak pabrik etis atau tidak? Mari bahas lebih lanjut dengan menggunakan pandangan etika profesi enjinering. Untuk menganalisa kasus diatas dengan menggunakan pandangan etika profesi enjinering, kita bisa memakai teori etika dan pemikiran teori etika analisi biaya-manfaat, pabrik yang berada di sekitar Sungai memilih keuntungan yang banyak dan menghemat biaya sehingga belum memiliki tempat pengelolaan limbah sendiri, akibatnya pihak pabrik membuang limbah tersebut ke sungai. Tindakan ini tidak dapat dibenarkan dengan etis karena pihak pabrik memilih keuntungan yang banyak, tetapi masyarakat sekitar teori hak dan kewajiban, pabrik sudah seharusnya diwajibkan untuk melindungi hak- hak masyarakat untuk hidup di lingkungan yang bersih dengan tidak mencemari lingkungan sekitar dan pabrik juga harus memiliki kewajiban untuk menghindari pencemaran pada lingkungan sekitar dengan tidak membuang limbah sisa produksi sembarangan. Dalam pandangan ini tindakan mencemari sungai oleh pihak pabrik sudah dianggap tidak etis. Hal ini bertentangan dengan moral dan hak hak masyarakat sekitar. Berdasarkan teori utilitarianisme, tindakan dianggap etis ketika apabila meningkatkan derajat manusia dan menghasilkan sebanyak mungkin kesejahteraan atau kebahagiaan bagi banyak orang. Dalam kasus ini menurut pandangan etika utilitarianisme, membuang limbah ke sungai merupakan perbuatan yang tidak etis karena mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan juga lingkungan sekitar. Maka dari itu pabrik harus memiliki tanggung jawab untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan juga mengurangi dampak negatif untuk mencapai teori etika moralitas, tindakan dianggap baik apabila jika sesuai dengan perilaku bermoral. Dalam kasus ini menurut pandangan etika moralitas, pabrik melanggar moralitas dari kejujuran dan tanggung jawab. Pabrik sangat tidak bertanggungjawab dengan membuang limbah ke sungai. Hal ini berdampak pada kedamaian dan kesejahteraan lingkungan masyarkat sekitar. 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
.